Rabu, 16 Juli 2014

Istriku adalah adik tiriku

Namaku Joe. Aku adalah seorang pria dengan tinggi 188 Cm dan berat 80 Kg. Aku memiliki tubuh yang padat
berisi dan wajah yang lumayan tampan sehingga membuat banyak para gadis tertarik padaku.
Cerita ini berawla ketika Ayah ku memutuskan untuk menikah lagi setelah 5 tahun menduda karena ibu
kandungku meninggal dalam kecelakaan mobil. Ayahku adalah seorang pengusaha sukses di kota pahlawan
Surabaya ini. Sebenarnya cukup mudah bagi ayahku mencari pengganti ibuku. Tetapi karena cintanya yang
besar pada ibu, maka baru 5 tahun kemudian ayah mau menikah lagi.
Aku yang merasa kasihan pada ayahku menyetujui keputusannya untuk menikah lagi dengan seorang janda
beranak satu. Wanita tersebut bernama Desy dan anaknya Julia. Ketika aku bertemu dengan calon ibu tiriku
aku sangat menyukainya sebab telah lama aku mendambakan sosok seorang ibu yang aku temukan dalam
sosok seorang Desi. Dan aku juga sudah lama menginginkan seorang adik. Apalagi melihat calon adik iparku
yang ceria dan menggemaskan. Betapa bahagiannya hidupku nanti.
Setelah ayah menikah hidupku memang bahagia bersama ibu dan tiriku. Aku yang pada waktu itu baru kelas
2 SMP senang sekali bermain bersama adik tiriku Julia yang pada waktu masih duduk di kelas 4 SD.
Tetapi kebahagiaan itu berubah ketika akhirnya ayah dan ibu tiriku bercerai 4 tahun kemudian yang
disebabkan ayahku yang berselingkuh dengan sekretaris di kantornya. Aku benar-benar nggak rela harus
kehilangan seorang ibu kembali. Aku selalu menyalahkan ayah sehingga ibu pergi membawa Julia adik tiriku.
Walau kini kami berada di tempat yang berbeda aku di Surabaya sedangkan ibu tiriku di Malang. Setiap akhir
bulan aku pergi mejenguk ibu tiriku. Dan ibu tiriku sangat senang dengan kedatanganku. Dia masih mau
menerimaku di rumahnya.
Aku masih tidak bisa memaafkan ayahku yang berselingkuh. Hal ini membuat aku menjadi pria yang Bengal
di luar rumah tetapi sopan di dalam rumah. Bahkan ketika aku lulus SMA dan akan masuk perguruan tinggi
di Bandung aku secara sembunyi-sembunyi menyewa sebuah vila dan mengajak teman-temanku pesta Miras
dan Sex. Sex memang bukan hal baru bagiku. Sex pertamaku adalah dengan guru BP SMA-ku sebagai “Uang
Suap” karena dia mengetahui sifat bengalku. Aku sih tidak menyesal melakukan tersebut dengan guruku.
Disamping guru BP-ku cantik, juga karena aku ingin merasakan yang namanya sering disebut orang sebagai
sorga dunia. Bahkan selama aku sekolah di SMA itu aku menjadi “teman tidur” guru BP-ku.
Memasuki masa kuliah, tingkah lakuku semakin tidak terkendali. Sex dan miras sudah menjadi bagian
hidupku. Apalagi aku tinggal sendiri disebuah rumah kontrakan yang diberikan ayah kepadaku. Dalam satu
semester aku memiliki memiliki 2 sampai 3 orang pacar resmi dan 4 sampai 5 orang “teman tidur”. Dan
setiap malam selalu ada wanita yang menemani aku di kontrakan untuk melayani nafsu sex-ku.
Pacar resmiku pun sudah aku nikmati tubuhnya. Dan setiap semester aku berganti-ganti pasangan yang
sudah pasti aku nikmati tubuh mereka di atas ranjang. Aku melakukan hal ini karena aku mencari seorang
wanita yang memang tulus mencintai aku. Sedangkan selama ini mereka mereka bilang cinta padaku
padahal mereka hanya inginkan uangku karena memang selama kuliah bisa dibilang uangku tidak terbatas.
Keadaan ini membuat teman-teman menjuluki aku sebagai Don Juan anak tehnik.
Setelah lulus kuliah aku diterima bekerja di suatu perusahaan kontraktor terkenal di Surabaya. Walau aku
kembali ke Surabaya aku tidak mau tinggal bersama ayah. Aku memutuskan untuk membeli apartemen.
Dengan uang sisa kuliahku dan sedikit bantuan dana dari ayahku. Bukan rasa kecewa terhadap ayah yang
menyebabkan aku tidak mau tinggal dengan dia tetapi aku ingin mandiri. Aku telah memaafkan ayahku dan
ayah pun menyetujui keinginanku untuk mandiri.
Sejak bekerja aku tidak lagi mengkonsumsi miras berlebih seperti waktu kuliah, tetapi petualangan sex-ku
terus berlanjut. Sudah banyak wanita yang menjadi korbanku. Terutama mereka yang sering clubbing di
diskotik-diskotik besar. Kenikmatan demi kenikmatan aku rasakan tetapi semua itu semu karena aku tidask
mendapatkan cinta didalamnya.
Suatu hari sekitar jam 2 siang, telepon apartemenku berdering. Dan ketika kuangkat ternyata ibu tiriku yang
menelepon. Oh, bagaimana aku bisa lupa dengan ibu tiriku ini, selam ini aku jarang dan bahkan tidak pernah
lagi menelepon beliau. Padahal beliau adalah orang yang bisa menjadi tempat aku curhat.
Ibu tiriku menelepon untuk meminta ijin agar anaknya Julia bisa tinggal di rumahku, karena Julia diterima di
jurusan kedokteran di PTN yang terkenal di Surabaya. Aku merasa bahagia karena bisa bertemu dengan adik
tiriku yang lucu dan menggemaskan. Aku langsung menerima permintaan ibu dengan senang hati karena
aku jadi ada teman di apartemen selain itu juga aprtemenku (Orang barat bilang sih penthouse) yang
memiliki tiga kamar tidak terasa kosong. Apartemenku memiliki 1 kamar utama, 1 kamar tamu dan 1 kamar
berukuran kecil yang menjadi tempat tidurku.
Satu minggu kemudian bel apartemenku berbunyi. Aku tau itu pasti Julia, Karena ibu bilang bahwa Julia
akan datang satu minggu lagi, Aku membayangkan Julia yang lucu dan menggemaskan yang menjadi teman
bermain waktu kecil.
Aku buka pintu dan terkejut. Dihadapanku berdiri seorang wanita cantik bertubuh lanngsing, putih mulus,
dengan payudara yang agak menyembul (padahal baju yang dipakai sudah agak longgar), dengan rambut
pendek yang memperlihatkan lehernya yang indah. Benar-benar menggugah birahi setiap pria.
“Hai mas Joe. Apa kabar?” sapanya tidak menghilangkan sikap kekanak-kanakannya.
“Julia.. Kamu Julia?” Tanya ku heran.
Dia hanyu menganggukan kepala. “Wah….. terakhir lihat kamu masih kecil dan suka nangis. Sekarang sudah
jadi bidadari” pujiku kepadanya
“Ah… Mas Joe bisa aja”
Aku persilahkan dia masuk ke apartemen, dia terkagum-kagum akan suasana aprtemenku yang memang
mewah menunjukan bahwa pemilik apartemen adalah seorang pria jantan.
“Wah….. Apartemennya bagus banget”
“Ah… gubuk seperti ini kok dibilang bagus” jawabku merendah dengan menyebut apartemenku sebagai
gubuk.
Kemudian aku tunjukan kamarnya yang berada di kamar utama. Dia sedikit malu ketika mengetahui bahwa
kamar yang akan ditempatinya lebih besar dari kamarku. Dia minta tukar kamar tetapi aku menolak.
Kemudian Julia berjalan kearah kamar mandi yang memang jadi satu dengan kamar utama tersebut. Cukup
lama Julia di dalam kamar mandi itu dan setelah keluar dia tersenyum sambil menyembunyikan sesuatu
dibelakang punggungnya,
“Hehehe……. Ternyata mas Joe nakal juga ya” kata Julia tiba-tiba
“Apa maksudmu?”
“Udah deh nggak usah pura-pura nggak ngerti”
“Aku benar-benar nggak ngerti”
“Kalau begitu ini punya siapa ?” jawab Julia sambil mengeluarkan benda yang dia sembunyikan di balik
punggungnya.
Bagai tersambar petir 100 kali aku melihat benda yang dibawa Julia. Sebuah celana dalam dan BH hitam
berenda. “Mampus aku. Aku kok bisa lupa balikin benda itu ke Cindy” kataku dalam hati. Cindy adalah salah
satu staff personalia di kantorku. Dia yang biasa disebut orang hypersex. Kalau bercinta dengan dia nggan
bisa Cuma 2 kali orgasme. Harus minimal 5 kali orgasme.
“Eeengg…..Eengg…. Itu punya teman aku. Lupa belum aku kembalikan. Soalnya 2 hari yang lalu ada meeting
dadakan disini sampai malam. Jadi dia numpang tidur disini” Jawabku berbohong.
“Numpang tidur atau numpang ditiduri. Nggak usah bohong deh. Julia maklum kok. Mas Joe-kan udah
dewasa emang sudah waktunya kok ngelakuin hal-hal begitu” Jawab Julia.
Dan hari itu kami habiskan dengan ngobrol melmpiaskan rasa kangen kami berdua. Saat itu aku baru
mengenal Julia yang baru yang berbeda dengan Julia yang dulu. Julia yang sekarang tidak jauh berbeda dari
aku. Dia juga adalah seorang petualang sex. Dia sering hunting cowok di club-club atau vila dekat kota
malang. Dia menceritakan bahwa keprawanannya direnggut oleh pacarnya waktu SMP. Tapi lama kelamaan
dia jadi ketagihan ngesex.
“Emang mama tau kelakuanmu?” tanyaku heran
“Ya ennggak lah. Bisa dibunuh aku kalau mama tau”
“Terus kamu nggak takut hamil?”
“Halooo. Jaman sekarang gitu loh. Masa takut hamil. Aku sering minum pil anti hamil” jawabnya
Sejak saat itu kami berdua hidup dengan bebas dan hanya ada satu aturan bahwa Julia tidak boleh
mengganggu privasi –ku dan begitu juga sebaliknya. Kami sering membawa pasangan kami ke apartemen
untuk memuaskan nafsu kami. Bahkan belum satu bulan Julia kuliah dia sudah bisa gaet kakak kelasnya ke
atas ranjang. Emang hebat adik tiriku ini.
Tetapi lama-kelamaan ada perasaan lain dihatiku. Perasaan sayang dan takut kehilangan dia. Aku mengakui
kalau aku telah jatuh cinta kepadanya. Setiap kali cowoknya datang dan bercumbu dengan dia, ada perasaan
cemburu dihatiku.
Sekitar satu setengah tahun kemudian, ketika itu hujan telah sering mengguyur kota Surabaya, Julia pulang
dari kampus dengan raut wajah yang aneh. Julia yang biasanya ceria sekarang terlihat sedih. Julia langsung
masuk kedalam kamar. Sebagai kakak aku ingin tau apa yang terjadi pada adik tiriku ini langsung mengetuk
pintu kamar Julia. Setelah sekian lama mengetuk pintu dan tidak ada respon, aku akhirnya memaksakan diri
masuk kedalam kamar.
Aku melihat Julia yang sedang duduk termenung dengan kedua kakinya dilipat sehingga siku kakinya
menempel pada dagunya dan beberapa butir air mata jatuh menelusuri pipinya. Aku mendekati Julia dan
memeluknya dengan penuh kasih sayang serta bertanya apa yang terjadi pada dirinya.
Julia menceritakan kepadaku semua maslahnya yang ternyata bahwa dia baru saja diputusin sama
cowoknya. Dia sedih karena ini pertama kalinya dia diputusin sama cowok. Biasanya dialah yang
memutuskan hubungan dengan cowok-cowoknya.
Sebagai seorang kakak aku mencoba untuk menghiburnya. Tetapi bukannya rasa terima kasih yang aku dpat
malah dia semakin marah kepadaku.
“Mas Joe sih gampang ngomong seperti itu. Mas Joe kan nggak ngerasain apa yang Julia rasakan” Bentak
Julia
“Siapa bilang aku nggak bisa ngerasain kesusahanmu. Kamu tau nggak kenapa hampir seminggu ini mas nggak bawa cewek mas ke sini? Mas udah nggak punya cewek lagi. Cewek mas semuanya juga ninggalin
mas. Mereka enak setelah mendapatkan sedikit harta dari mas, langsung ditinggal kawin sama laki lain”
Jawabku nggak mau kalah.
Sejenak kami berdua terdiam merenungkan apa yang terjadi pada hidup kami. Yah, mungkin ini adalah
karma bagi kami yang sering seenaknya sendiri ganti-ganti pasangan tanpa memikirkan perasaan pasangan
kami. Tetapi tidak lama kemudian kami saling pandang dan tertawa bersamaan.
“Kok bisa ya kita bisa senasib seperti ini?” Tanya Julia
“Iya, ya. Mungkin kita emang udah jodoh. Senang sama-sama, susah juga sama-sama. Eh, gimana kalau kita
cari makan aja diluar. Dari pada kita disini bete mikirin pacar kita yang kurang ajar”
“Wah boleh juga tuh. Tapi mas Joe yang traktir ya”
“Oke”
Akhirnya kami keluar apartemen untuk mencari makanan disekitar jalan MayJend yang memang banyak
terdapat penjual makanan yang murah tapi enak. Setelah makan kami kembali ke apartemen dengan sebuah
wine yang telah kami beli sebelumnya di restortan tempat kami makan.
Sesampainya di apartemen aku langsung membuka wine dan duduk di ruang tengah bersama Julia. Kami
minum Wine itu sambil melihat acara Discovery Channel yang menayangkan beberapa macam binatang di
Afrika dan mengobrol. Tak terasa bahwa kami telah menghabiskan 1 botol wine berdua. Arah pembicaraan
kami pun semakin kacau. Setiap pembicaraanku yang mengarah ke masalah sex selalu ditanggapinya.
Perasaan hangat menjalar di sekujur tubuh kami. Sentuhan-sentuhan kulit kami terasa sensitive sekali.
Setiap dia menepuk pundakku dikala aku membuat suatu joke, menjadi terasa membangkitkan nafsu
birahiku. Kami duduk semakin rapat hingga aku dapat memeluk tubuhnya. Dan entah siapa yang mulai kami
telah ada dalam suatu percumbuan yang panas. Julia mencium bibirku dengan lindahnya dia masukan ke
dalam mulutku. Aku yang mendapat serangan seperti itu segera merespon ciumannya sambil tanganku mulai
bergerilya di sekwilda (Sekitar wilayah dada)-nya.
“Julia kita pindah ke kamar yuk” ajakku sambil mengulurkan tangan untuk membantu Julia bangkit.
Julia hanya mengangguk sambil mengulurkan tangan sebagai pertanda dia menyetujui ajakanku.
Sesampainya di dalam kamar, aku membaringkan tubuh Julia di tempat tidur. Aku mulai mencium bibir
tipisnya dengan lembut. Tangan ku tidak tinggal diam. Tanganku mulai meremas payudaranya yang masih
tertutup T-shirt ketatnya. “Mmmhhhh……” desah Julia didalam mulutku. Aku mulai melepas T-shirt ketatnya
berserta BH-nya. Payudara Julia aku remas lembut. Kulitnya yang halus dan payudaranya yang 36 B semakin
membakar birahiku. Aku semakin tidak kuat menahan nafsuku lagi. Akhirnya aku buka seluruh pakaiannya
dan melepas pakaianku sendiri.
Sesaat aku tertegun melihat tubuh Julia yang telanjang didepanku. Ini pertama kalinya aku melihat tubuh
Julia dalam kondisi telanjang total. Terhampar dihadapanku Tubuh Julia yang putih-mulus dan seksi yang
dihiasi oleh payudara 36 B dengan puting yang mungil. Sedangkan kemaluan Julia yang gundul tampak
menonjol dibagian bawah perutnya.
“Tubuhmu benar-benar indah Julia” pujiku kepada Julia.
Aku memulai kembali remasanku pada payudaranya sambil menciumi bibirnya, yang kemudian berpindah ke
telinganya kemudian merambat turun ke lehernya dan tengkuknya. Tanganku di payudaranya pun tidak
hanya meremas tetapi juga memilin –milin putting Julia. Aku mulai mencium payudara Julia, mengulum,
menjilat putting Julia. Julai mengeliat dan langsung memeluk tubuhku. Gairahku semakin meningkat ketika
melihat Julai tampak menikmati saat payudaranya aku permainkan. Tangan Julia tidak tinggal diam.
Tanganya mengelus dan mengocok penisku dengan lembut.
“Aaahhh…. Enak banget Julia, terusin sayang” erangku merasakan kenikmatan.
Perlahan aku mulai menurunkan posisi badanku hingga kini menghadap tepat di depan vagina gundulnya.
Aku hanya meneguk ludah menyaksikan vagina Julia yang sangat merangsang. Ini adalah vagina terindah
yang pernah kulihat” gumamku dalam hati. Tanganku mulai mengelus-elus bibir vaginanya. Julia semakin
melebarkan kakinya sehingga vaginanya semakin terbuka lebar. Tanpa menunggu lama lagi akupun mulai
memainkan dan menjilat vaginannya terutama dibagian daging menonjol di dalam vaginannya.
“Ah… Ooooohhhh…. Enak mas, Uuuhhh…..jilat terus mas” Julia mendesah semakin kuat, goyangan badannya
semakin terasa.
“Ooooohhh…. Mas…. Aku pingin penismu, mmmhhh….. Please….”
Mendengar permintaanya tersebut aku membaringkan tubuhku disebelah Julia sementara Julia langsung
menindih tubuhku dengan posisi 69. Julia mengocok penisku yang semakin lama semakin tegang.
“Ooohhh….. Sayang enak banget” lenguh-ku merasakan kenikmatan yang tiada taranya. Tidak lama
kemudian aku merasakan penisku terasa hangat. Ternyata Julia sudah mengulum penisku ke dalam
mulutnya. Julia mengulum penisku dengan ritme yang pelan tetapi terasa sekali pergesekan penisku dengan
dinding-dinding mulutnya.
Aku yang tidak mau kalah mulai menjilati vagina Julia dengan sedikit bantuan dari tanganku yang mencoba
mengocok vaginanya. “Uuuhhh… mas … enak mas…. Terus jilati klitorisku mas” erang Julia begitu melepas
penisku dari mulutnya.
Kurang lebih 10 menit kemudian, “Uuuhhh…. Mas…. Sedikit lagi mas…. Aku mau keluar….”
“Tahan….. sayang, aku ……juga mau…… keluar…….” Balasku. Jilatan serta kocokanku didalam vaginanya
semakin lama semakin cepat, begitupun kuluman Julia pada penisku. Dan tidak lama kemudian aku
merasakan tubuh Julia menegang dan vaginannya yang mengalirkan cairan yang begitu banyak. Aku
langsung meminum cairan orgasme Julia. Begitu terasa hangat dan nikmat. Ini adalah pertama kalinya aku
meminum cairan orgasme wanita. Sebelumnya aku tidak pernah mau meminum cairan tersebut. Entah
kenapa aku ingin merasakan cairan orgasme Julia.
Julia masih mengulum penisku. Bahkan gerakannya makin tidak teratur. “Oooohhhh sayang… aku….
Keluar….. Aaahhhh……” Croooottt…. Croootttt….. Croooottttt….. Menyemburlas seluruh spermaku kedalam
mulut Julia yang langsung di telannya sampai habis. Bahkan dia tidak langsung melepas penisku.
Ditunggunya penisku sampai mengecil.
“Wooww…… kamu benar-benar hebat sayang. Aku belumpernah ngalami orgasme seperti ini”
Julia hanya tersenyum hambar ke arahku.
“Ada apa sih sayang ? “ tanyaku heran kepada Julia. Aku memluk tubuh telanjangnya dari belakang.
“Mas. Kita seharusnya nggak ngelakuin ini”
“Kenapa sayang ?”
“Mas Joe kan kakakku. Apa jadinya kalau orang tau apa yang sudah kita perbuat. Apalagi kalau mama dan
papa tau”
“Kamu nggak usah khawatir. Nggak akan ada yang tau kalau kita nggak beri tau mereka. Memang aku
adalah kakakmu, tetapi kita nggak ada hubungan darah. Aku adalah kakakmu hanya karena status bukan
hubungan darah. Dan sebenarnya aku sudah jatuh cinta sama kamu waktu kamu datang ke sini. Aku tidak
bisa berbuat apa-apa. Aku tidak bisa memelukmu, menciummu dan mendekapmu dengan mesra. Karena kau
adikku. Aku hanya bisa memendam, dan melampiaskan kepada teman-teman wanitaku. Bahkan ketika kau
bersetubuh dengan pacarmu, ada perasaan cemburu dalam diriku” Kataku menjelaskan secara jujur kepada
Julia.
Julia terlihat sedikit terkejut akan pengakuanku. “Mas Joe cinta sama aku ?”
“Sangat”
Dia terdiam sejenak, kemudian dia berkata “Kenapa mas Joe ngak bilang dari dulu. Aku sebenarnya juga
cinta sama mas Joe sejak dari kecil. Aku mengagumi sifat mas Joe yang begitu sayang sama aku. Aku jadi
begini juga karena aku nggak mungkin bisa jadi pacar mas Joe. Karena aku takut kalau aku ungkapkan mas
Joe menolak aku karena aku adik mas Joe, terus sikap mas Joe berubah padaku”
Aku yang mendengar hal itu gantian terkejut. Rasanya nggak percaya kalau sebenarnya Julia sudah
mencintaiku sejak kami masih kecil.
“Ya sudah. Kalau begitu nggak ada masalahkan. Biar kita simpan hubungan kita ini dari orang lain. Sekarang
ayo kita lanjutkan acara kita. Hehehe….”
“Iiihhh…. Udah nggak tahan ya mas”
“Mana ada laki-laki yang tahan lihat bidadari telanjang seperti kamu”
Kembali aku menindih tubuh indah Julia. Aku cium kembali kedua buah payudara Julia sambil sesekali
menyentil putingnya dengan lidahku. Setelah puas bermain dikedua payudaranya aku menurunkan posisiku
ke bawah Julia sehingga berada kembali di depan vaginanya. Akupun mulai menjilati dan menciumi vagina
dengan buasnya, kujilati semua permukaan vagina Julia dengan liarnya. Julia pun hanya bisa pasrah dan
menikmati seranganku, kakinya semakin dibuka dengan lebar. Kuarahkan lidahku ke klitoris Julia,
kumainkan dan kuputar – putar ujung lidahku dengan cepat pada klitoris Julia, Julia mendesah dan
menggoyangkan pinggulnya, kedua kakinya kini bergantung di bahuku. Desahan Julia semakin kuat dan
sering, kumainkan lidahku, kujilat pula lubang vaginanya, lalu kembali ke klitorisnya. Jarikupun tak
ketinggalan ikut beraksi, kutusukkan jari tengahku ke lubang vagina Julia, dan Julia makin merasa nikmat
dengan permainan lidahku dan juga sodokan jariku pada lubang vaginanya, tangannya pun meremas –
remas dan menjambak rambutku. Sesekali tangan Julia memainkan payudaranya, menghisap putingnya.
Cukup lama aku menggarap vagina Julia dengan lidah dan jariku. “Ooouuuhhhh….. mas….. masukin penismu
dong” pinta Julia yang sudah tidak tahan segera memulai pertarungan ranjang pertamanya bersama
denganku.
Tanpa menunggu waktu lagi segera aku posisikan penisku ke depan gerbang surga milik Julia. “Mas Joe,
pelan-pelan ya. Soalnya aku belum pernah kemasukan benda besar seperti punya mas Joe”
“Tentu sayang. Mas akan pelan-pelan kok”
Aku menempelkan kepala penisku di bibir vagina Julia dan sedikit-demi sedikit aku mulai memasukan
penisku ke dalam vagina Julia. Entah penisku yang besar atau vagina Julia yang kecil, terasa sekali gesekan
dinding kemaluan Julia ke penisku sehingga aku merasakan kenikmatan surga dunia. Perlahan kepala
penisku menerobos ke dalam lubang vagina nikmat milik Julia.Tubuh Julia agak bergetar saat penisku
menerobos masuk. Kembali Julia melebarkan kakinya dan menaikkan pantatnya perlahan, hingga batang
penisku masuk seluruhnya ke dalam lubang vagina Julia. “Aaahhhh…..” bersamaan kami mengerang ketuika
penisku menghantam dinding rahim Julia. Saat penisku berada di dalam vagina Julia, rasanya sangat
nyaman, hangat dan berdeyut – denyut dengan nikmatnya. Aku belum pernah merasakan kenikmatan
seperti ini dengan pacar-pacarku terdahulu.
Akupun mulai menggerakkan pantatku naik dan turun. peniskupun mulai memompa dengan nikmatnya di
dalam vagina Julia. Sungguh teramat sangat nikmat. Kulakukan dengan perlahan – lahan, tidak tergesa –
gesa, sekali – kali bibirku mencium bibir tiptis Julia dengan lembut dan penuh gairah. Kulihat payudara Julia
yang besar itu bergoyang – goyang seiring pompaan penisku di dalam vaginanya. Sungguh enak dilihat, satu
tangankupun mulai meremas – remas dan memainkan putingnya, sekali – kali kuhisap dan kujilati. Cukup
lama juga aku memompa penisku, Julia mulai mendesah – desah, dan menggoyang – goyangkan
pinggulnya...
“Aaahhh…. Aaaahhhh…. Terus mas. Enak banget penismu mas. Uuuhh…. Uuuhhh….Ini penis ternikmat yang
pernah Julia rasakan. Aaaahhhh…..”
“Vaginamu juga nikmat Julia….. sempit dan enak”
Sekitar sepuluh menit kemudian,”Oouuhhhh….. Mas…. Julia mau keluar nih. Aaahh.. Aaahh…. Aaaahhhh…….”
Erang panjang Julia menyambut orgasmenya kembali. Kurasakan Vagina Julia menyemburkan cairan hangat
ke penisku, Julia nampak lemas dengan ekspresi penuh kepuasan di wajahnya.
“Mas Joe hebat juga ya aku sudah dua kali keluar tapi mas Joe baru sekali”
“Kamu juga hebat kok. Vaginamu begitu sempit. Pokonya nikmat banget bersetubuh sama kamu”
Aku kembali memeluk tubuh telanjang Julia yang telah penuh dengan keringat pertempuran kami dan
membelai rambutnya dengan penuh kasih sayang.
“Mas, jangan tinggalin Julia ya. Julia nggak tau bakalan seperti apa Julia tanpa mas Joe”
“Iya sayang, Aku nggak akan meninggalkanmu. Mas cinta banget sama Julia. Apalagi vaginamu begitu
nikmat. Sayang sekali kalau ditinggal. Hehehe….”
“Penis mas Joe juga enak. Besar dan panjang. Aku sepertinya juga akan ketagihan bersetunuh sama mas
Joe”
“Kalau begitu tunggu apa lagi” Jawabku langsung kembali mencium bibirnya kembali. Setiap memulai
percumbuan aku selalu memulainya denga ciuman-ciuman. Sebab kebanyakan wanita akan gampang terlena
jika diberi banyak ciuman.
Ciumanku menuju kearah telinga kanan Julia. Disana aku kulum daun telinga Julia sambil sesekali aku
masukan lidahku ke dalam lubang telinganya. Julia bereaksi dengan menggeliatkan tubuhnya dan mendesahdesah.
Kembali menurunkan tubuhku untuk mengerjai vaginannya. Terus terang aku benar-benar
terangsang dengan vaginanya yang gundul. Selama ini tidak satupun dari pacar-pacarku yang mau mencukur
bulu kemaluannya. Aku kembali menciumi vaginanya dengan sangat rakus.
Aku permainkan vaginanya dengan lidah dan jari-jariku. Aku terus kocok lubang vaginannya dengan
jari-jariku sementara klitorisnya menjadi mainan lidahku.
“Aaahhh… Aaahhh… Mas…. Nikamat….. Terus mas. Mainin Klitorisku….Uuuhhhh….. Kocok yang cepat mas….
Ahhhhh…..”
Aku seakan mendapat dorongan semangat semakin mempercepat kocokan tanganku pada lubang vaginanya
dan jilatanku pada klitorisnya pun semakin liar. Bahkan terkadang klitorisnya aku kulum dan hisap sekuatkuatnya.
Ini menyebabkan tubuh Julia menggeliat tidak beraturan,
“Ooooouuuhhh….. mas…. Aku….. kelll…luaaarrr…. Aaaaahhhh……..” Jerit Julia membahana di dalam kamar.
Aku merasakan kembali semprotan cairan orgasme Julia. Tubuh Julia melemas dan tampak nafasnya seperti
mau putus. Aku membiarkan Julia menikmati orgasmenya kembali.
Setelah kurang lebih 10 menit mengatur nafas , aku menyuruh Julia untuk menungging. Julia tau kalau aku
ingin bersetubuh dengan gaya anjing (Doggy Style). DIa menuruti keinginanku karena dia ingin aku juga
merasakan kenikmatan seperti apa yang dia rasakan.
Aku menciumi telinga kiri Julia yang belum sempat mendapat jamahan selama persetubuhan kami kemudian
merambat ke bagian leher belakang Julia. “Aaahhh…. Mas. Kamu romantis banget. Aku belum pernah
diperlakukan seromantis ini oleh cowok manapun”. Ciumanku turun melalui punggungnya semakin lama
semakin trurn hingga wajahku berada di depan dua buah pantat montoknya. Pantanya begitu bulat dan
montok sehingga membuatku benar-benar gemas. Aku cium pantatnya dengan sedikit sedotan dan gigitan
sehingga meninggalkan bercak merah pada pantatnya.
Setelah puas menikmati pantat montok Julia. Aku memposisikan tubuhku dibelakang Julia untuk memulai
pertarunagn kami selanjutnya. perlahan aku maju, mula – mula tanganku mulai memegang kedua paha
Julia, lalu tanganku mulai melebarkan paha Julia, kuarahkan penisku secara perlahan, perlahan tapi pasti
kepala penisku mulai memasuki vagina Julia. Julia mulai mendesah, akupun mulai menekankan pantatku ke
depan, kini peniskupun mulai masuk, Julia mulai mendesah, akhirnya peniskupun masuk seluruhnya ke
dalam vagina Julia, segera saja aku mulai memompanya, dengan gerakan maju mundur yang berirama,
sementara tanganku bergantian meremas – remas payudara Julia yang bergoyang menggemaskan,
kurasakan penisku berdenyut nikmat, vagina Julia memang nikmat, penisku terasa dijepit kuat, karena
lubang yang sempit, setiap kali penisku maju mundur terasa seperti diremas dan dipijat dengan kuat...ah
akupun mulai mempercepat goyanganku....Julia juga menimpali dengan ikut menggoyangkan pantatnya yang
besar dan seksi itu, kenikmatan yang kami rasakan sungguh luar biasa. Setelah berapa lama, sambil tetap
dengan posisi penisku di dalam vaginanya, tanpa mencabutnya, aku mulai menarik Julia. Aku segera
memeluk Julia dari belakang dan perlahan duduk sambil menarik Julia ke pangkuanku. Kini Julia mulai
bergerak memainkan pantatnya, penisku terasa nikmat sekali, tanganku mulai meremas – remas payudara
Julia. Plook...plookk....plook....semakin nyaring terdengar suara penisku yang sedang memompa dalam
vagina Julia yang sudah basah tersebut. “Ooohh… Ooohhh… Terus mas… Setubuhi aku… Aku milik mas Joe….
Uuuuhhh….” Rintihan Julia semakin membakar semangatku. akupun segera memainkan penisku dengan
ganas, sambil berciuman denga Julia dari belakang. mulut Julia mulai mendesah dengan cepat, pantatnya
ikut bergoyang mengimbangi setiap sodokan penisku....Tangan Juliapun meraih tanganku, mengarahkannya
agar aku memainkan puting payudaranya, sementara tangan Julia yang satu lagi mulai memainkan
klitorisnya.
Kurang lebih 10 menit kemudian, Julia orgasme kembali. Tubuhnya langsung lemas merasakan kelelahan
yang teramat sangat. Aku pun menindih tubuhnya dari belakang. Setelah Mengatur nafas kembali aku
merebahkan tubuhku disebelah kiri Julia.
“Mas Joe kok kuat sih. Pantesan cewek-ceweknya banyak yang ketagihan” puji Julia.
“Ah, nggak juga. Soalnya tubuhmu indah dan nikmat banget, jadinya sayang kalau buru-buru keluar. Aku
masih ingin terus menggeluti tubuhmu sayang”
“Kalau begitu sekarang biar aku yang puasin mas Joe” jawab Julia sambil merebahkan dirinya diatasku.
Sekarang giliran Julia yang ambil kendali. Diciumnya bibirku dengan penuh nafsu dan gairah yang tak
pernah padam. Ciuman turun ke dadaku dan semakin turun hingga penisku berada di depan matanya. “Ini
dia benda yang bikin aku ketagihan” kata Julia.
Julia mulai memainkan penisku dengan tangannya yang halus, enak benar rasanya, jempol tangannya
mengurut – ngurut kepala penisku dengan lembut. Aku hanya bisa merem melek saja merasakannya. Lalu
Julia mulai mendekatkan mulutnya ke arah penisku. Kurasakan rasa nikmat yang luar biasa ketika lidahnya
mulai memainkan kepala penisku. Seluruh tubuhku rasanya lemas tak berdaya. Lalu perlahan tapi pasti
penisku mulai masuk ke dalam mulut Julia. Nikmat rasanya saat Julia mengulum, menghisap penisku, juga
saat lidahnya menjilati kepala dan batang penisku. Rasanya tidak bisa kupercaya, penisku bisa masuk ke
dalam mulut Julia yang mungil dan sensual itu, lembut sekali rasanya elusan bibirnya menyentuh penisku.
Tangan Julia juga mengelus – ngelus bijiku, enaaak banget rasanya. Sesekali mulut dan lidah Julia
mengulum dan menjilati bijiku. Service Julia yang enak ini benar – benar membuatku kelojotan dan hanya
bisa merem melek merasakan kenikmatan dan sensasi yang luar biasa ini. Sambil mengulum penisku,
sesekali Julia menatapku. Sungguh luar biasa sensasi yang dirasakan saat kita melakukan kontak mata saat
sedang diberikan oral seks.
Aku mengambil posisi dudu agar aku dapat melihat lebih jelas penisku yang keluar-masuk mulut mungil
Julia. Ahh… pemandangan yang benar-benar indah. Tanganku memegang kepala Julia untuk membantunya
mengatur ritme kulumannya.
“Sekarang waktunya pertunjukan utama. Hehehe” Kata Julia sambil tangannya memegang penisku, ke dalam
surga kenikmatan. kakinya dibuka lebar – lebar, perlahan sambil duduk diarahkannya lubang vaginanya ke
arah penisku yang sudah berdiri tegang itu...Jleb...ah nikmatnya. Juliapun segera menggoyangkan
pantatnya, naik turun, tangankupun mulai meremas – remas dan memainkan payudaranya. Kuciumi dan
kujilati leher dan bibir Julia, Julia mengelinjang kegelian. Gerakan Julia semakin cepat, memompa penisku
dengan kuat, tangankupun tak ketinggalan menggosok – gosok dan memainkan bagian atas vaginanya. Julia
menyandarkan kepalanya ke arahku. Desahan nafas kami makin cepat dan bunyi penisku yang sedang
menggarap vagina Julia terdengar jelas...Plookk...Plookk...semakin menambah nafsu kami.
“Aahh… Aahh… Mas… Enak…. Ba…nget. Oya….. Setubuih aku….. Ooohhh…. Mas Joe…… Jantan….. Mas Joe ….
Perkasa…… Aku ketagihan bersetubuh sama mas…… Aaahhh……” Erang Julia merasakan kenikmatan yang
tiada duanya
“Oooohhh….. Mas….. Julia….. Cinta….. Mas Joe….. Ooohhh…. Terus mas”
Tidak berapa lama tubuh Julia mengejang, nampaknya Julia mengalami orgasme lagi, akupun juga
merasakan peniskupun sudah berdenyut semakin kuat, segera saja aku ikut menggoyangkan pantatku
dengan cepat, mata Julia kulihat merem melek keenakkan.
“Julia…. Mas…. Mau….. keluar……”
“Yeeesss….. aklhirnya…… keluarin aja mas….. Aku ingin spermamu….. Aaahhhh”
“Julia……. aku…. nggak…. tahan…. Lagi….. Aaaaaahhhhh…….”Croot...Croottt...Croooottt…… cairan sperma
menyembur dengan kuat ke vagina Julia, kuremas payudara dengan kuat...Aahhh sungguh nikmat yang
tiada duanya. Aku dan Julia terdiam sesaat, bibir kami berciuman dengan mesra....
“Mas Joe. Aku benar-benar ketagihan nih. Mas Joe harus tanggung jawab”
“Iya sayang mas Joe akan tanggung jawab. Tapi kita istirahat dulu ya. Nanti lanjut lagi” kata ku berusaha
menyabarkan Julia yang sudah naik lagi nafsunya. Ketika aku melihat jam yang ada di kamar aku cukup
terkejut karena sudah menunjukan jam 10 malam itu berarti sudah lebih dari 3 jam kami bersetubuh. Wow
kuat juga Julia. BIasanya cewek-ku cuka mampu satu jam setelah itu sudah kelenger.
Aku terlelap dalam mimpi yang indah sampai aku merasakan ada yang geli dibagian penisku. Ketika aku
membuka mata tampak Julia sedang menjilati batang penisku. Mendapat reaksi seperti itu nafsuku kembali
memuncak. Dan malam itu kami melakukankembali pertarungan birahi sampai aku keluar 3 kali dan entah
berapa kali Julia orgasme. Kami benar-benar kelelahan sampai aku terlambat untuk berangkat kerja pada
pagi harinya. Akhirnya kami memutuskan untuk melakukan pertempuran birahi selama seminggu penuh.
Aku pun menyetujuinya dan aku langsung menghubungi kantor untuk meminta ijin cuti selama seminggu
Selama seminggu penuh tersebut kami terus melakukan hubungan sex dimanapun dan kapanpun kami mau.
Bahkan kami tidak pernah memakai pakaian, maksimal hanya CD yang kami pakai sebagai penutup tubuh
kami. Dan dress code ini berlanjut sampai setelah acara seminggu penuh birahi itu berakhir. Jadi jika aku
pulang kerja maka aku harus melepaskan semua pakaian dan hanya menyisakan sebuah CD. Hanya jika da
kerabat atau orang tua atau bahkan teman-teman kami, kami baru berpakaian lengkap dan sopan.
Kehidupan yang kami jalani penuh dengan gairah. Setiap saat, setiap waktu kami selalu melakukan
hubungan sex. Entah aku atau Julia yang meminta terlebih dahulu. Pernah suatu ketiak Julia sedang berada
di dapur untuk mencuci sayuran yang akan dimasak untuk makan malam dengan tubuh telanjang dan hanya
ditutupi apron pada bagian depannya. Aku yang melihat kondisi Julia yang seperti itu mwmbuat gairahku
memuncak. Aku memeluk tubuhnya dari belakang dan mencium leher indahnya. Tanganku meluncur ke
dalam apron dan menuju ke payudranya yang besar. Aku remas payudar besar itu dengan penuh gairah.
“Aaahhh…. Sabar mas. Nanti nggak matang-matang lo makanannya” kata Julia mengingatkan. Tapi aku yang
telah bernafsu tidak menghiraukan. Bahkan aku lepas CD ku dan menarik pantat Julia kebalakang sehingga
pantat Julia menungging kebelakang sementara tangannya berpegang pada tempat cucian. Aku memasukan
penisku ke vagina Julia dari belakang. Aku memompa penisku maju mundur, keluar-masuk vaginanya.
Sekitar 10 menit kemudian kami mencapai puncak orgasme bersama-sama. Aku menyemprotkan spermaku
ke dalam vaginanya. Selama berhubungan aku selalu meyemprotkan spermaku ke vaginanya karena baik
aku maupun Julia sangat suka merasakan spermaku yang menyemprot ke dalam vaginanya. Dan untuk
mencegah terjadinya kehamilan Aku menyarankan kepada Julia untuk memekai Spiral dan tetap meminum
pil anti hamil.
Hubungan kami dengan kedua orang tua kami masih terjalin sangat baik. Ayahku dan ibu tiriku sangat
senang melihat keakraban kami. Yang semakin hari semakin akrab. Padahal mereka tidak tau apa yang
menyebabakan keakraban diantara kami. Apalagi kalau bukan sex. Hubungan kami dengan para tetangga
aparteman juga masih terjalin sangat baik. Mereka masih menganggap kami adik-kakak yang harmonis.
Mereka tidak tau bahwa setiap hari di apartemen sebelahnya selalu terjadi pertempuran birahi antara kakak
beradik.
Aku masih tinggal di apartement walaupun aku telah membeli rumah dengan tabunganku sendiri karena
rumah itu akan aku gunakan untuk nanti kehidupanku setelah menikah dengan Julia.
Setelahg Julia lulus akhirnya aku memantapkan hati untuk melamarnya menjadi istriku. Aku tau pasti
orangtua kami tidak merestui, tapi kami tetap menikah dengan hanya mengundang beberapa saksi. Tetapi
seminggu kemudian saat acara resepsi kami dikejutkan dengan hadirnya kedua orang tua kami. Mereka
akhirnya merestui hubungan kami. Kami sangat terharu ketika mendengar bahwa kami telah direstui.
Sekarang aku tinggal dirumah kecil yang telah aku beli sebelumnya bersama dengan istriku yang juga adalah
adik tiriku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar