Rabu, 16 Juli 2014

kucing di lempar ikan asin

Ini pertama kalinya saya menulis pengalaman senggama saya. Pengalaman ini ketika saya kuliah di Jakarta sekitar semester ke
– 4 ( 2002 ). Inisial saya Gun, semua dari saya biasa – biasa saja, kecuali nafsu seks saya yang diatas “biasa” dan ukuran P saya
yang sedikit diatas “biasa”.
Pengalaman tak terlupakan yang akan saya coba ceritakan ini dengan cewe ( selanjutnya saya inisialkan Yul ).
Sejak dikenalkan teman, saya sudah sangat tertarik dengan nih cewe. Benar – benar type fantasi saya, kurus, tinggi, putih,
jutek. ( saya beranggapan kalo cewe jutek itu ganas, ganas di ranjang, di toilet, di mobil…. ). Berlanjut mampir ke kostnya,
ngobrol, dll ( apel ).
Sampai pada hari yang jujur tidak pernah saya pikirkan datang secepat ini ( apel ke 3 kalo tidak salah ), ketika saya dating,
kamarnya sedang ramai kedatangan teman2x nya. Saya diajak gabung untuk ngobrol. Sampai sekitar jam 11, Yul sms saya (
walaupun berhadapan ),
Y : “Gun, dah malem. Nginep disini aja.”
G: “?Gak takut?”
Y : “Takut apa?”
G: “Ya takut apa aja…..”
Yul diam saja tidak balas lagi. Dalam hati “aduh, salah jawab gwa!!!”. Gwa coba sms lage.
G: “Kalo gwa nginep, temen2x yul entar pada tau. Gpp?”
Y : “Ya Gun pura2x pulang aja, mereka bubar, Yul kabarin. Ntar Gun balik sini lagi.”
Baca sms jawaban ini saya seperti kucing di lempar ikan asin. Kaget tapi “meongggg…”
Gwa ketik O K and send…
Rencana berjalan mulus, and gwa sudah di dalem kamarnya teman2xnya dah bubar tinggal kami berdua.
Y: “Ganti celana nih.” (Sambil menunjukan celana pendek.) “Gak enak tidur pake celana panjang gitu.”
Saya menuju pojok kamar, dibalik lemarinya untuk ganti celana.
Y: “Ngapain she ngumpet2x ( sembunyi2x )? Gak bakalan gwa liat juga.”
G: “malu.”
Y: “Halah!!!!”
Benar she, dia gak liat. Dia dah tiduran menghadap samping and membelakangi saya. Lalu saya rebahan seranjang disebelah
Yul. Saya maseh biasa2x saja. 1 menit, 2 menit, sampai sekitar 15 menit baru saya belingsatan. “Kok dia gak ada reaksi yah?”
dalam hati saya. Yul masih saja membelakangi saya. Mau mulai, takut saya. “GR amat gwa, diajak nginep bukan berarti mau
ML” pikir gwa.
Sampai akhirnya saya tidak tahan sendiri, saya coba untuk mulai pembicaraan. Tapi mungkin dasar cowo dah horny, bukannya
ngomong, malah mulut gwa nempel di pundaknya.
Mulanya agak kaget she, tapi karena dia gak ada reaksi, ya saya lanjutin. Seperti mulut kucing nyentuh kucing asin, ya pasti
kucingnya jilat. Iya khan?
Mulai dari pundak, Yul tidak bereaksi, berpindah ke leher, baru dia ada gerakan. Kepalanya mendongah, dan mulutnya sedikit
terbuka. Nafsuinnya….( maseh kebayang ampe sekarang ). Dia menoleh, menatap bibir saya, dan langsung saya cium. Maseh
ingat saya sensasinya itu. Masih ingat saya rasa manisnya. Gigi nya saya jilat, langit – langitnya, bibirnya tipis merahnya saya
hisap.
Tak lengkap rasanya tangan ini diam saja. Mulai kuremas BH nya. Semakin ku remas, semakin kuat Yul menghisap lidah ku.
Kucari kancing BH nya, begitu terlapas, 2 buah gumpalan daging yang putih, mulus, empuk, harum di hadapanku. Dan juga 2
titik pink diujungnya. Kuhisap, kugigit gigit titik itu. Semakin kuat ku hisap, ku gigit, semakin kuat jambakannya….
Tak puas hanya titik titik itu, lanjut ke bawah. Ku tarik CD krem nya ke bawah. Benar saja, Yul mempermudah dengan
menggangkap pantanya, melentangkn pahanya setelah CD terlapas.Kulihat garis horizontal tebal yang sangat kudambakan.
Kucium, kuhisap, kugigit lagi. ( sampai sekarang, ronde ini menjadi favoritku “bermain” dengan lawan jenis. ) V Yul yang begitu
istimewa, kering diluar, basah didalam, namun tidak becek. Bau khas yang harum bagi ku. Tak henti2xnya kuhisap, sampai
sempat kehabisan nafas.
Sampai dia menarik ku keatas dan memaksa buka kaos ku, menurunkan celanaku.
Y: “Suka diatas, atau dibawah?” dengan muka manis, jutek, mata sayu nya menanyakan.
G: “Dibawah.” Jawab asal saya, sebab dimana aja saya mau…
Berguling berpelukan, dan setelah diatas tangannya membimbing P ku menuju V nya. Sedikit demi sedikit diturunkan badannya.
Turun 2 centi naek 1 centi. Sampai centi terakhir kami berdua mendesah bebarengan. Kulihat matanya tertutup sambil agak
mendongak keatas mulutnya sedikit terbuka.
Masih kuingat seretnya, basahnya. Dan terutama saat dia berenti sejenak saat mencapai centi terakhir, giginya menggigit bibir
bawahnya menahan enaknya. Dan V nya berdenyut memijit. “Gila, ini baru masuk. Belum goyang.”
Tak tahan, aku tarik badannya, kucium yang ada di depan mulutku, mulutnya, dagunya, lehernya. Dan tak kusangka, pantatnya
naek turun memompa tampa menggerakkan bagian atas badannya. Ouch….
Kupandangi matanya…dia terdiam dan mata sayunya membalas menatap ku sambil pantatnya memompa. Goyangannya…
Tak tahan aku dibuatnya, namun aku tak ingin ini berakhir, sengsara juga menahan supaya jangan keluar.
Kepalanya mendongak keatas lama, kuliat lehernya menelan ludah, kurasakan badannya sedikit berkeringat, pahanya
menghimpit, pijitan V nya berubah menjadi himpitan V. Baru aku yakin dia puas. Aku tenang untuk tidak menahan puncak ku.
G: “mau keluar neh, sayang”
Y: “Keluarin aja, gpp.”
G: “Didalem gpp?”
Y: “Gpp. Bawel ah…” Mukanya seperti tidak suka diajak ngobrol. ( Setalah kenal lama dan sering berhubungan, dia mengaku
tidak suka ML sembari ngobrol. )
Sampailah puncakku. Kuhisap kencang bibir tipisnya. Ku dekap kencang. Namun kubiarkan pantatnya terus memompa. Rasa
ngilu yang melemaskan dengkulku kurasakan. 2 jempol untuk Yul, dia bisa memainkan ritme pompanya. Yul memperlambat
ritme pompanya setelah aku mencapai puncak namun tidak berhenti. Ahhhh…. Gilaaa…. Aku mau lagi….
Y: “Dah sayang?”
Dengan sisa tenagaku, aku mengangguk. Dan basa basi aku berbisik.
G: “Maap yah sayang.”
Y: “kenapa?”
G: “Duluan keluar. Yul belum khan?” ( padahal gwa tau kalo dia sudah keluar. )
Y: “Kata sapa?”
Puas sudah aku untuk saat ini. Tampa sempet mencabut P ku, kami tertidur.
Paginya aku dibangunkan oleh tangannya yang sedang meremas naik turun P ku.
G: “ketagihan yah?” ( sambil kuremas pantatnya )
Yul hanya tersenyum, bangun dan mengulang kejadian tadi malam.
Setelah kejadian itu, kami sering mengulang, ulang dan ulang, ulang lagi seperti sakau. Namun sayang, hubungan kami terhenti
setelah dia pulang kampung. Dan Yul menikah dengan laki laki pilihan orangtuanya…
Sampai sekarang nafsu ku tetap tinggi. Namun aku termasuk lelaki beruntung, ada beberapa teman wanita ku yang dengan
sukarela menjadi “selimut” ku. Tapi…dengan bertambahnya usia, teman wanita ku satu demi satu menikah dan memulai hidup
bahagia. Dan sekarang tinggallah aku sendiri. Dewi fortuna belum ada di pihak ku.
Selimut terakhirku adalah 2 bulan lalu, mantan TTM ( bukan “Teman Tapi Maksa” yah… ) ku yang sedang mengandung 8
bulan meminta bantuanku untuk menyetubuhinya. Dengan alasan, untuk mempermudah proses kelahiran, harus sering2x ML.
Dan menurutnya P suaminya itu kecil, tidak sebesar punyaku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar