Rabu, 16 Juli 2014

Kakak iparku yg hpersex

Aku seorang pria yang sudah menikah. panggil saja Edo.Aku sekarang tinggal di jogja, walaupun aku bukan
asli jogja, istri ku yang asli jogja. Aku menikah muda,23 tahun, saat aku masih kuliah, dan istri ku juga.
kami menikah karena MBA. Karma kata teman-teman ku. Aku bukan PK yng suka ganti-ganti pasangan,
hanya tidak bisa menahan hasrat saja. Ini adalah kisah ku dengan kakak ipar ku yang bisa dibilang, tidak
akur tapi hanya akur masalah sex.
Istri ku anak kedua, hanya dia dan kakaknya yang keduanya wanita, sedangkan aku anak tunggal.
Pengalaman sex pertama istri ku adalah dengan ku, sedangkan aku memang sudah rusak dari SD. Dulu di SD
aku pernah “main titit” sama adik teman yang juga tetanggaku. Maksudnya ‘main titit’ adalah kami saling
menggesekkan alat kelamin, dan itu waktu aku masih kelas 2 SD, bersama 2 teman tetangga ku lainnya.
kelas 3 SD aku sudah nonton LD bokep, mulai masturbasi, mengintip pembantu mandi, dan bahkan memaksa
menyusu pada pembantu ku. Kelas 5 SD, aku sudah ciuman dan petting tetangga yang memang akan pindah
ke luar kota, juga baca novel porno bahasa inggris ayah ku. Bahkan SMP aku sudah melepas keperjakaan
ku.(nanti beda cerita deh).
Istri ku,sebut saja Ani, adalah pacar resmi ketiga ku, yang memang mengangkat ku dari keterpurukan,
memberi ku semangat kuliah lagi, dan ingin ku nikahi, aku memang serius. Aku memang tidak bisa pacaran
tanpa ML,kedua pacar ku sebelumnya pun ku perawani, dan istri ku tak terkecuali. Aku memang tidak pernah
dan tidak suka ML pakai kondom, sehingga entah aku telat cabut, atau perhitungan istri ku salah, akhirnya
kami menikah karena dia hamil. Salah satu yang sangat menentang pernikahan kami dan sangat membenci
aku adalah kakak ipar ku, sebut saja Rini. ternyata baru ku tahu dia adalah cewek yang jarang punya pacar,
pacarnya yang sekarang adalah pacar yang keduanya, dan bisa dibilang tidak begitu popular dikalangan pria.
Beda dengan istri ku yang memang banyak yang suka, sehingga aku mematahkan hati cukup banyak pria
karena dia menikah denganku. Yang membuat mbak Rini tambah benci kepada ku saat itu, mungkin karena
aku tinggal bareng mertua dan masih merepotkan. Jadilah di rumah itu ada 6 orang, Ayah dan Ibu mertua,
aku, istri, anak, dan mbak Rini. Ini belum termasuk eyang putrinya istriku.
Setelah putri pertama ku lahir, entah mengapa, aku sangat susah dapat jatah dari istri, bisa 1 bulan sekali,
itupun kalo moodnya bagus. Banyak sekali alasannya, mulai dari capek mengurus anak, hingga dia berlendir,
yang artinya tanda sedang subur. Mau tak mau aku harus menahan diri. Untungnya aku punya beberapa
teman cewek yang baik hati dan mau jadi teman selingkuhku. Kami melakukannya karena memang suka dan
butuh. Tapi kalau memang tidak bisa, ya balik ke selera asal, onani.
Aku bisa agak nyeleneh masalah sex. Aku dari SMA mulai menyuaki Panty Fethisism, maksudnya onani
sambil mencium celana dalam bekas seorang wanita. Lebih bagus kalau aku tau memang itu celana dalam
milik cewek yang aku suka, bekas pakai, jadi masih berbau khas cewek. Nikmat rasanya onani dan akhirnya
menumpahkan sperma ke celana dalam bekas itu, sambil membayangkan menumpahkan sperma di memek
cewek itu.
Beberapa kali aku terpaksa memakai celana dalam mbak Rini, kakak iparku, saat istri ku tak memberiku
jatah. Memang kalau masalah cantik, labih cantik dan putih Ani, istri ku, tapi kalau masalah body, toket n
bokong lebih besar mbak Rini.
Istri ku yang sudah menyusui saja cuma 38b, sedangkan mbak Rini yang belum menyusui sudah 38b juga,
kadang kalau tak salah dia pakai yang 40b tergantung merek bra nya. Aku memang cowok yang tidak begitu
mempermasalahkan muka pasanganku, yang penting enak dilihat, karean aku sadar diri aku tidak ganteng.
Tapi yang penting cewek ku , harus chubby, agak gendut tak apa, asal bokong dan toketnya, wuih. Itulah
alasan aku cukup sering memakai celana dalam mbak Rini untuk masrturbasi, bodynya itu yang bikin aku
sering horny dan membayangkan ML sama dia. Dan semuanya aman-aman saja ku lakukan tanpa ketahuan,
hingga suatu malam.
Malam itu seperti malam lainnya, dimana aku gagal minta jatah dan terpaksa mengendap-endap ke mesin
cuci mencari celana dalam kotor mbak Rini untuk pelarian. Setelah mendapatkan yang ku cari, aku segera
menuju ruang computer yang berada di belakang dekat kamar mandi. Aku mulai menyalakan computer, dan
menonton koleksi bokep ku. Aku simpen di folder yang terproteksi password, jadi tak ada seorang pun yang
bisa membukanya. Aku sudah hafal kebiasaan rumah ini. Tidak ada yang bangun ke kamar mandi sampai
jam 4 pagi, jadi karena sekarang masih jam 12.30 malam, aku aman untk melakukan pelampiasan hasrat ku.
Sebelum terlalu tenggelam dalam kegiatanku, ku cek sekali lagi kondisi rumah, semuanya tertidur lelap,
kecuali mbak Rini yang sedang asyik telepon dengan pacarnya.
Tiba-tiba terdengar suara desahan tertahan dari dalam kamar mbak Rini. Aku yang terbiasa dengan suara
seperti itu, jadi penasaran apa benar suara tersebut seperti dugaanku, mbak Rini sedang phone sex. Sampai
sekarang aku tak bisa phone sex walaupun pernah sekali mencoba bersama salah satu teman cewek ku. Aku
menunggu sambil pura-pura nonton tv. Tak berapa lama, mbak Rini keluar ke kamar mandi.
Aku pun mematikan tv dan ikut ke belakang. Mbak Rini pun langsung bertanya, “mau ngapain le?”, “main
computer” jawab ku santai. Mbak Rini pun masuk kamar mandi, dan ketika dia keluar, aku pun bertanya
dengan santainya, “habis ngapain mbak? kok ada suara suara dari dalam kamar tadi?”. Mbak Rini agak kaget,
malu dan marah, “maksud mu apa to le? kamu nguping mbak telpon tadi? sambil pura-pura nonton tv?”
“siapa yang nguping? kan suaranya kedengeran sampai luar. kalau ada orang bangun nonton tv selain aku
juga pasti denger suara desahan mbak di kamar. ngapain sih mbak? ga dapet jatah dari mas adi?” tanya ku
santai. “sok tau kamu!” jawab mbak Rini sambil berlalu. Aku pun malas bertanya lagi, dan hanya berkutat di
depan computer. Di rumah memang aku dipanggil tole oleh mertua dan mbak Rini, karena aku cowok
satu-satunya selain mertua laki-laki.
Tak lama, aku mendengar samar ada teriakan tertahan. Penasaran, aku lalu menuju kamar mbak Rini, dan
memang terdengar lagi desahan-desahan tertahan. Timbul niat iseng ku, ku ambil hp ku dan merekam
desahan-desahan mbak Rini.Hanya sebentar, dan aku yang makin horny karena desahan mbak Rini, segera
kembali ke computer dan memulai bokep ku. Celana dalam mbak Rini pun ku keluarkan, dan mulai ku n
cium-cium aromanya. Ak pun mulai onani dengan santainya.
Lupa dengan kemungkinan mbak Rini keluar dan memergoki aku sedang onani. Dan ternyata benar saja,
saat aku sedang hampir orgasme, dengan celana dalam mbak Rini ku ciumi aromanya, mbak Rini memergoki
aku. Aku yang gagal orgasme, bercampur malu, bingung menyembunyikan celana dalam mbak Rini. “ooo,
jadi begini to kalo kamu gak dapet jatah dari dek Ani? Ayo ngaku le! kamu habis ngapain tadi? tunjukin tu
celana dalem!” perintah mbak Rini. “ampun mbak, kalo mbak gak bilang siapa-siapa, aku juga gak bakal
kasih tau siapa-siapa tentang phone sex mbak deh.” nego ku dengan agak takut, karena memang mbak Rini
terkenal galaknya. Mbak Rini pun tak kalah gertak,”mana buktinya kalau aku phone sex? kalau kamu, sudah
ada bukti jelas”.
Aku dengan santainya mempedengarkan hasil rekaman ku., dan mbak Rini langsung melunak seketika. “ya
jangan gitu lah le, kamu ga kubilangin deh, tapi hapus rekaman mu itu. aku malu kalo ketahuan le.” bujuk
mbak Rini. Aku sih santai saja. karena sudah ku back up di computer dengan kabel data sesaat sebelum ini.
aku pun menyanggupinya. Dengan mbak Rini yang lebih melunak, dia yang mengajak aku bicara duluan.
“gak dapet jatah le?” tanya mbak Rini, sambil mendekati ku, menarik kursi dan duduk agak jauh dari ku. “ya
iya lah mbak. kalo aku dapat jatah, aku mana mau onani. kan lebih enak ML. tapi dek Ani kan memang ada
aja alasan untuk ga ML sama aku. terpaksa onani lah, daripada ke sarkem” (sarkem tu pasar kembangtempat
prostitusi di jogja). “trus mbak juga ngapain phone sex? kan tiap hari bisa minta mas Adi? masih
kurang jatah malam ya? horny amat seh?” tanya ku. dan entah kenapa mbak Rini diam saja, malah balik
bertanya. “itu celana dalam ku to? kenapa kamu pake onani le? kamu ga cukup sama de Ani. dan sudah
berapa lama kamu kaya begini?” “kalau berapa lama, ya ga tau, tapi setiap ada kesempatan, dan de Ani ga
kasih jatah, ya begini jadinya. aku kan orang yang gampang horny mbak.” jawab ku jujur, daripada nanti dia
lebih marah lagi, bisa bahaya. “trus mbak sendiri ngapain? tadi belum jawab pertanyaan ku lo”. Mbak Rini
tak menjawab. dia hanya diam, dn mendekati ku. “Le, ‘punya’ mu sebesar apa to? coba ku lihat.”, sambil
menark tangan ku yang menutupi kontol dan celana dalamnya.
Mbak Rini kaget ketika melihat kontol ku yang sudah menegang, dan diambilnya celana dalamnya yang
sudah basah oleh sperma ku, dilihat dan diciumnya celana dalamnya. “bau pejuh mu le, lumayan kental ya.
kontol mu juga sedikit lebih besar dari mas Adi. De Ani dulu selalu ngerasain itu ya?” Ku lihat mbak Rini
yang sepertinya horny juga lihat kontol ku, wah kesempatan nih, pikir ku. “kalau mau pegang boleh loh
mbak”. Tapi mbak Rini malah bangun dan masuk kamarnya, tanpa berkata apa pun, membawa celana
dalamnya yang ku pakai onani tadi, entah untuk apa.
Besoknya, aku dirumah sendirian. Ayah dan ibu mertua kerja, istri ku ada kuliah, sedangkan mbak Rini
sudah pergi entah kemana. Anak ku biasanya dititipkan ke tante dari istri ku, karena memang harusnya aku
pun sedang mengajar. Aku kerja sambilan jadi tentor di sebuah lembaga pendidikan. Tapi karena tadi pagi
ternyata ada sms tidak ada kelas, aku di rumah saja. aku lantas berinisiatif membersihkan rumah. Maklum
numpang mertua, jadi harus bantu bersihin rumah. Tiba-tiba ada suara motor masuk, ku kira istri ku sudah
pulang kuliah, tapi ternyata mbak Rini yang pulang. Mbak Rini masuk tanpa menyapa ku. Aku pun tak peduli,
dan selesai bersih-bersih, aku langsung nonton tv. Tak ku duga mbak Rini memanggilku, “le! kesini bentar!
aku mau ngomong! penting!” nadanya agak tinggi. Aku yang malas, menghampirinya. Kaget juga aku saat
tau di kamarnya dia siap sedang bersiap ganti baju. “Duduk le! Aku Cuma mau kasih tau kamu, kamu ga
boleh lagi onani kaya semalam. bagaimana pun juga kamu sudah punya istri. dan kalau tidak bisa tahan dan
horny sekali, kamu kan bisa minta sama aku.” kata-kata terakhir mbak Rini adalah kata-kata yang paling
aneh yang pernah ku dengar. “jangan bercanda lah mbak. nanti kalau aku mau beneran baru kapok loh”
jawab ku setengah tak percaya.
Mbak Rini dengan tak terduga melemparkan celana dalam yang kemarin ku pakai onani kepada ku, dan lalu
melorotkan celana pendek jins yang dia pakai. Aku diam dan kaget melihatnya, Gila, ada apa dengan mbak
Rini sih? tanya ku dalam hati. Setelah celananya lepas, dia pun melepas celana dalamnya, lalu
melemparkannya pada ku. “cepat onani lagi pakai celana dalam ku, aku juga mau onani liat kamu onani. biar
adil kita” Aku hanya diam, walau kontol ku sudah tegang, dan sangat terangsang melihat dia mulai duduk
mengangkang dan memainkan klitorisnya sendiri. Aku mengambil celana dalam yang dipakainya, hitam,
agak transparan, dan ku cium, lalu ku sentuhkan ke kontol ku dan mulai onani.
Tak tahan dengan pemandangan dan tau kalau mbak Rini belum akan orgasme, aku menawarkan sesuatu
pada mbak Rini, “mau ku bikin orgasme enak ga mbak? dijamin minta lagi deh”. Tanpa menunggu jawaban,
aku pun menghampiri mbak Rini dan mendekat wajah ku ke gawuknya. Mbak Rini tampaknya tahu apa yang
akan ku lakukan. Ku mulai dengan mencium bibir gawuknya(memek), mulai menjilati selangkangan dan
bagian dalam pahanya. Lalu aku mulai naik menjilati klitorisnya. Mbak Rini yang dari tadi sepertinya
menahan desahan, tiba-tiba menekan kepala ku ke gawuknya. Aku mulai menikmati seluruh bagian
gawuknya. Aku sangat suka menjilati gawuk wanita, baunya yang khas, rasanya yang khas, semuanya
menggoda ku untuk terus menjilat, mencium dan menghisap gawuknya. Mbak Rini ternyata sangat suka
ketika aku menghisap dan menggigit klitorisnya. Desahannya makin menjadi saat ku lakukan itu. Jari ku pun
tak mau diam, aku mulai memasukkan jari manis dan tengah ku mencari g-spotnya. Tiba-tiba mbak Rini
membuka semua sisa pakaiannya, lalu menarik tangan kiri ku ke toketnya, dan aku mulai merangsang
toketnya. Tak lama, dengan intensnya rangsangan di g-spot dan klitorisnya, mbak Rini pun orgasme, dengan
aku yang masih menghisapi klitorisnya kuat-kuat. Basah semua mulutku dengan cairan gawuknya.
Mbak Rini yang sepertinya sudah cukup pulih tenaganya menarik ku duduk di sebelahnya. Aku pun mulai lagi
rangsangan di gawuk dan mulai menghisapi putingnya. Tanpa ku duga, mbak Rini menarik muka ku dan
mencium bibir ku penuh nafsu, dan ku layani ciumannya, sambil terus melakukan rangsangan di toket dan
gawuknya. Tangan mbak Rini tiba-tiba aktif mengocok kontol ku. Selepas ciuman, mbak Rini langsung
mengarahkan mulutnya untuk menyepong ku. Ku sambut dengan sedikit jambakan rambut, agar batang kontol ku bisa masuk semua dan bisa menyentuh kerongkongannya. Teknik sepong mbak Rini ternyata
hebat, entah belajar dimana dia. Istri ku tak pernah mau menyepong ku, jadi aku sangat suka saat mbak Rini
ternyata menyepong ku. Kepala kontol ku dihisap keras-keras, dan lubang kencing ku dijilatinya begitu
nikmat hingga hampir saja aku orgasme.
Tak tahan lagi ingin mencoba kakak ipar sendiri, aku langsung minta ijin memasukkan kontol ku ke
gawuknya yang lumayan sempit.(dibanding istri ku yang sudah pernah melahirkan). Mbak Rini tak menjawab
apa-apa, hanya mebuka pahanya lebar, lalu melepaskan kontol ku dari mulutnya, lalu mulai menciumi ku.
Perlahan ku arahkan dan ku masukkan kontol ku ke gawuknya. Ku tekan pelan, mulai masuk, dan akhirnya
masuk semua batang kontolku dalam gawuk mbak Rini. Mulai ku genjot pelan, kami pakai gaya misionaris.
Mbak Rini mulai mendesah agak keras, aku pun mulai mempercepat genjotan ku. “Enak le? sama dek Ani
enak mana?” tanya mbak Rini pada ku yang sibuk menghisap dan menggigit putingnya. “Dek Ani sudah agak
longgar mbak, lebih sempit gawuk mbak lah. Aku suka banget loh mbak. Apa lagi aku dah hampir 1 bulan ga
dapat jatah. Ini benar-benar sangat enak. Toket mbak memang mantap, lebih padat dan besar dari dek Ani.
Kemarin-kemarin cuma bisa onani sambil bayangin ngentot mbak Rini. Eh, sekarang malah ngentot beneran.
Mbak sendiri kenapa akhirnya mau mbak?” tanya ku sambil tetap menggenjot. Mbak Rini yang kelabakan
dengan genjotan ku, menjawab sekenanya. “ga puas ma mas adi le, dan penasaran sama kontol mu. enak
gak kalau masuk gawukku? Ternyata gede dan enak ya le. Tau begini, dari dulu-dulu mbak ngajak kamu
*******. mbak suka banget kamu jilatin gawuk mbak kaya tadi. nanti lagi ya.” “oke mbak, asal aku dapat
gawuk mbak, aku pasti puasin mbak lah.”
Cukup lama juga gaya misionaris ini. Lalu mbak Rini mulai berinisiatif diatas, memperlihatkan goyangan
toketnya yang besar itu sambil ku remas dan ku hisap, bahkan ku gigit yang ternyata membuat mbak Rini
tambah liar menggoyangkan pantat dan bahkan mengkegel kontol ku. Tak kuat akan orgasme, ku minta
mbak Rini menungging dan aku mulai gaya favorit ku, doggie, yang ternyata juga gaya favorit mbak Rini.
Sebelum ku sodok, ku jilati dulu belahan dan lubang pantat mbak Rini. “Geli le, tapi enak” katanya. Saat ku
sodok dan ku pacu gawuknya dengan agak kasar dan cepat, ku masukkan juga jari telunjukku ke lobang
pantat mbak Rini. Mbak Rini mendesah lebih seru seperti menikmati sodokan di kedua lobangnya. Tak lama
mbak Rini meminta ku memacu lebih keras dan cepat, “yang cepet le, lebih dalem lagi, agh...agah...enak
le...yang kuat le...agh...mmmhhh...agak kasar...pantat ku kobel aja le...agh...masukin lagi jari mu....enak
le....bentar lagi aku orgasme...agh...agh....agh...aaaaaagggghhhhh...... !!!!” teriak mbak Rini yang tak peduli
apa-apa lagi selain nikmatnya sex. Aku pun mengistirahatkan sejenak kontol ku. Setelah cukup pulih dan
selesai orgasme mbak Rini, kembali ku pacu dengan cepat gawuknya.
Sebentar saja, aku bertanya, “mbak, ku keluarin dalem gawuk ya. biar plong rasanya, dan puas bisa orgasme
dalam gawuk mbak.” Mbak Rini hanya terus mendesah dan ku anggap itu jawaban “ya”. “mbak...enak
mbak...di kegel mbak...kempot kontol ku mbak...enak mbak...agh...agh...keluar mbak!...” Ku tunggu berhenti
muncratnya pejuh ku, lalu ku cabut kontol ku agar aku bisa berbaring disebelah mbak Rini. Tapi mbak Rini
langsung menyambar kontol ku dan menghisap, mungkin membersihkan sisa pejuh ku. “enak pejuh mu le.
pantes dek Ani suka. tapi tenang, aku punya pil kok. kan mas Adi juga gak mau numpahin pejuh di luar
gawuk ku.” Ku cium mbak Rini, lalu mulai kurangsang lagi dia. Pejuh ku yang keluar dari gawuknya
diambilnya dengan jari dan dijilatnya. “kalau mau coba nanti bisa ku keluarin di mulut mbak deh. mau coba?
dek Ani ga pernah mau, jadi ku kira mbak gak suka” kata ku.
Mbak Rini tak berkata apa-apa, tapi langsung memegang kontol ku dan mulai menyepong. “Nikmatnya, tau
begini dari dulu ya mbak. coba bisa tiap hari begini. asyik deh” Mbak Rini tak berkomentar dan terus
menyepong. Aku pun tak mau kalah, ku jilati dubur mbak Rini. Semoga mbak Rini mau di anal.
Aku yang sudah tak tahan lagi, mulai mencoba memasukkan kontol ku dalam gawuk mbak Rini. Mulai ku
genjot dia dari samping. dan aku pun mulai merayu dia untuk ku anal. “sakit ah le kalo silit. dan aku gak bisa
e’e’ lo. kalo pake jari tadi memang enak. tapi kalo pake kontol masih takut.” aku terus membujuknya, dan
meyakinkan kalau rasa dan sensasinya mirip ngentot di gawuk. Dan entah bagaimana, akhirnya mbak Rini
mau mencoba anal. Dengan ini, mbak Rini jadi cewek ke 7 yang ku perawani duburnya. Cewek-cewek
sebelumnya, semua teman sex ku, dan tak jarang cewek yang ku ajak One Night Stand pun ku anal, karena
mereka sudah pernah di anal. Aku memang suka anal, sempit gimana gitu, sensasi rasanya beda dengan
gawuk.
“Beneran enak lo le, awas kalo sakit doang dan ga enak.” kata mbak Rini cemas. Ku jilati silit mbak Rini, dan
kupastikan kontol ku sudah cukup licin. Mbak Rini ku minta nungging, dan ku coba buka lubang silitnya, dan
mulai ku tusukkan kontol ku perlahan,. Mungkin karena cukup licin, ½ kontol ku sudah masuk ke silitnya.
Kubiarkan beradaptasi dulu, lalu mulai ku pacu pelan. Tampak mbak Rini menahan sakitnya, tapi mendesah
cukup keras. lama kelamaan, karena mulai terbiasa, ku pacu lebih cepat silit itu. “Enak le, agh...agh...agak
cepet dikit dong le...enak silit ku....gawuk ku di kobel dong le....agh...agh...agh...” pinta mbak Rini. Otomatis
tangan kanan ku memainkan klitoris dan g-spot mbak Rini.
Ku masukkan jari tengah dan manis ku lagi. sementara, mbak Rini sibuk mendesah dan mencubit puting, dan
kadang klitorisnya sendiri. Tak lama, mbak Rini meminta ku mengganti posisi. Dia ingin diatas, dan aku
menyodok silitnya lagi. “Enak ternyata le, besok lagi ya, agh..agh..” setelah agak lama, mbak Rini pun
orgasme, tapi aku tak memperlambat laju ku. “agh..aku sudah le” “sabar mbak, sebentar lagi aku juga
sampai..agh...agh..aaagghhh..” ku keluarkan semua sisa pejuh ku di silit mbak Rini. Tak lupa sisa yang masih
ada di kontol ku di jilat bersih oleh mbak Rini. Aku menciumnya dan bilang “makasih ya mbak, gawuk dan
silit mbak memang top. jangan marah kalo besok aku minta lagi ya mbak.” dan mbak Rini hanya tersenyum
“aku juga puas banget kok le.sudah sana cepet. kamu ada les tho. aku juga mau ketemu temen. keburu dek
Ani pulang juga.” Mbak Rini bergegas ke kamar mandi, sedang aku masak mi instant karena lapar sekali. Aku
dan mbak Rini makan bersama. dan baru ketemu lagi malamnya.
Malamnya, kami bertingkah biasa saja, kecuali aku tetap tak bisa tidur. Mbak Rini yang terbangun tengah
malam bertanya” kok belom tidur le? gak capek? aku aja capek banget. jangan bilang kamu minta jatah sama aku malam ini. aku gak bisa. capek banget”. dan setengah bercanda, ku perlihatkan kontol ku yang
memang lagi tegang padanya. “gak bisa tidur kalo masih tegang begini. sepongin dong mbak, biar loyo dan
bisa tidur.” Mbak Rini pun tanpa ragu memegang penis ku, dan mulai menyepong. “Jepit pake toket dong
mbak, tapi nanti keluarinnya semua di mulut mbak, gak boleh ada yang tumpah. kalo tumpah aku mau silit
mbak.” mbak Rini terus menyepong sambil membuka baju tidur yang ternyata dia tidak pakai bra. Langsung
dijepit toket 40b mbak Rini sambil dihisap kepala kontol ku. Akhirnya, aku pun orgasme yang langsung
dihisap semua dalam mulut mbak Rini. Tanpa sisa, dan tanpa komentar selain “memang lebih enak pejuh mu
le daripada mas Adi. gak nyesel aku ngentot sama kamu”, dia mencium ku dan masuk ke kamar lagi.
Banyak sekali cerita seru seks ku dengan mbak Rini. Dia memang tempat pelampiasan utama seks ku. Ku
akui aku jauh lebih sering ngentotin mbak Rini daripada istri ku. Tentu semua tanpa ketahuan. Saat rumah
sepi, atau quickie di kamar mandi, mbak Rini selalu mau dan minta ku entot. Yang paling favorit tetap
silitnya yang sempit itu. Sekarang dia kerja di jakarta. Tapi kalau pulang ke jogja, dia pasti minta jatah pejuh
pada ku, dan aku akan menikmati silit sempit kakak ipar ku.
***TAMAT***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar